A.
Pengertian Mitos
Mitos adalah cerita yang dianggap benar-benar
terjadi atau sesuatu yang kita percayai dan telah dianggap sebagai sebuah
kebenaran sejak dahulu tapi sebenarnya tidak benar karena tidak bisa dibuktikan
secara empiris.
B.
Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif.
C.
Mitos – Mitos Menulis
Menulis adalah suatu sarana
mengekspresikan perasaan dan pemikiran kita. Selain itu, menulis juga merupakan
media berbagi pengalaman dan berbagi ilmu pengetahuan. Namun banyak muncul
berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis sehingga sering
menghalangi kita untuk memulai menulis.
Ada banyak mitos yang bisa menghalangi sesorang
untuk menulis. Mitos seringkali sangat mempengaruhi pola pikir seseorang.
Padahal belum tentu sebuah mitos itu seratus persen benar. Dalam makalah ini akan
dibahas beberapa mitos menulis. Diantaranya, yaitu
1.
Menulis itu Mudah
Ada mitos yang mengatakan
bahwa menulis itu mudah namun kenyataannya yang mudah itu adalah teori menulis
atau mengarang. Karena menulis bukanlah sekadar teori, melainkan keterampilan.
Teori atau pengetahuan menulis hanyalah sekadar alat untuk mempercepat dan
mempertinggi pemerolehan kemampuan seseorang dalam mengarang. Karena tanpa
dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, seseorang tidak akan
pernah mampu menulis dengan baik. Ia harus mencoba dan berlatih berulang kali,
memilih topik, menentukan tujuan, mengenali pembaca, mencari informasi
pendukung, menyusun kerangka karangan, serta menata dan menuangkan ide-idenya
secara runtut dan tuntas dalam racikan bahasa yang terpahami.
2. Menulis itu Harus Sekali Jadi
Mitos tentang menulis harus
sekali jadi ini dapat memfrustasikan dan menggagalkan orang yang menulis
terutama orang yang baru mulai menulis. Karena bisa membuat tulisannya tidak
pernah selesai. Seseorang menulis,
tetapi ketika sudah beberapa alinea dibuatnya, ia banyak menemukan
ketidakcocokan atau kekurangan. Ia membuang tulisannya dan mulai menulis
kembali. Dibaca lagi, ternyata masih banyak ketidaksesuaian. Lalu mengganti dan
menulis lagi. Begitulah seterusnya. Ini akan membuat tulisannya tidak pernah
jadi karena ia ingin tulisannya sempurna dalam sekali jadi. Keinginan itu
sebenarnya wajar dan bagus tetapi mitos itu malah menjadi bumerang bagi
dirinya.
Tidak banyak orang yang dapat
menulis sekali jadi. Bahkan,
penulis profesional sekali pun. Menulis merupakan sebuah proses. Sebagai proses,
menulis melibatkan beberapa tahap sebelum tulisan itu final. Tahap-tahap itu
adalah fase prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan
penyempurnaan.
3.
Orang yang Tidak Menyukai dan Tidak Pernah
Menulis Dapat Mengajarkan Menulis
Siapa pun yang mengajar
menulis atau mengarang ia harus menyukai dan memiliki pengalaman serta keterampilan
mengarang. Karena ia harus dapat menunjukkan
kepada muridnya manfaat dan nikmatnya menulis. Ia pun harus mampu
mendemonstrasikan apakah mengarang itu dan bagaimana melakukannya. Seorang guru
yang takut dan tidak suka menulis, bagaimana dapat melakukan hal itu. Padahal
murid belajar menulis berdasarkan apa yang diajarkan gurunya.
4.
Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik
Tulisan merupakan Inti dari Menulis
Di dalam menulis atau
mengarang, seseorang memang perlu memiliki keterampilan menggunakan unsur-unsur
mekanik seperti penggunaan ejaan, pemilihan kata, pengkalimatan, pengalineaan,
dan pewacanaan. Namun, tidak hanya sebatas itu. Di dalam karangan atau tulisan
harus terkandung sesuatu atau isi yang akan disampaikan. Isi itu dapat berupa
ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang akan diungkapan penulis kepada
orang lain. Unsur mekanik merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
mengemas dan menyajikan isi karangan agar dapat dipahami dengan baik oleh
pembacanya.
Baik isi atau unsur mekanik
karangan atau tulisan sama pentingnya. Oleh karena itu, ketika mengarang atau
belajar mengarang, fokus perhatian tidak boleh hanya ditunjukkan kepada salah
satunya saja, tetapi kepada keduanya secara seimbang.
5. Menulis Membutuhkan Banyak Waktu
Hal ini sangat mengganggu
terutama untuk orang yang baru mencoba menulis. Orang yang sangat sibuk tentu akan bingung membagi
waktunya untuk menulis. Mitos ini bisa menyebabkan orang enggan menulis, karena
membayangkan harus menulis sebegitu tebal, berapa lama waktunya, kapan
selesainya. Ada benarnya menulis itu membutuhkan waktu yang sangat lama.
Beberapa penulis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan
tulisannya. Tetapi kita bisa membagi waktu yang sangat lama itu dalam waktu
yang singkat tapi bertahap dan kontinu. Kita dapat meluangkan waktu sedikit
saja untuk menulis. Dengan waktu yang pendek tapi terus-menerus maka kita akan
dapat menyelesaikan tulisan kita dengan baik
6. Harus Menulis Sesuatu yang Spektakular
Banyak orang enggan menulis
karena ada mitos yang beranggapan jika ingin menulis, harus menulis sesuatu
yang sensasional, dan tidak boleh yang kacangan. Mungkin ini ada kaitannya
dengan gengsi. Pada dasarnya, setiap orang bebas menulis apa saja. Tidak harus
menulis sesuatu yang sangat rumit. Jika kita menulis sesuatu yang sederhana
pun, tidak menjadi masalah. Bila kita bisa menuliskan dengan baik dan menarik,
maka topik yang paling sederhana pun akan menjadi cerita yang menakjubkan.
7. Menulis Memerlukan Bakat
Beberapa
ahli mengungkapakan bahwa untuk menjadi seorang penulis, bakat bukanlah syarat
mutlak untuk menjadi seorang penulis. Keterampilan menulis diawali oleh minat,
kreativitas, latihan dan penalaran yang tajam akan fenomena sosial yang ada,
dan tidak kalah pentingnya adalah
kebiasaan membaca sebagai sumber bacaan. Karena ada keterkaitan yang sangat
kuat antara membaca dan menulis. Dengan banyak membaca dapat memperluas
wawasan dan memperkaya tulisan.
8. Menulis Membutuhkan Kondisi Semacam Kesurupan
Ada mitos
yang menyatakan bahwa untuk dapat menulis dengan baik dibutuhkan kondisi
semacam kesurupan. Yakni di mana sang penulis tidak sadar seperti orang yang
mengalami kesurupan saat ia mulai menulis. Namun mitos menulis membutuhkan
kondisi semacam kesurupan itu tidak benar. Karena menulis merupakan sebuah
kemampuan, kemahiran, dan kepiawaian seorang dalam menyampaikan gagasannya ke
dalam sebuah tulisan agar dapat diterima oleh pembaca. Seseorang menulis dalam keadaan
sadar. Baik apa yang sedang ditulisnya maupun lingkungan (tempat) yang
mendukungnya untuk menulis.
Sebenarnya,
kondisi yang sedang dialami oleh penulis bukanlah sebuah kondisi di mana
penulis tidak sadar atau semacam kesurupan, melainkan terkadang penulis terlalu
menghayati dan terbawa dalam tulisannya sehingga terlihat tidak peduli akan
lingkungan sekitarnya. Namun perlu ditegaskan bahwa penulis tetap dalam keadaan
sadar saat ia menulis.
DAFTAR PUSTAKA
Alhadiah, Sabarti. 2001. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Alwasillah, A. Chaedar dan Senny S.
Alwasillah. 2005. Pokoknya Menulis.
afdBandung: Kiblat.
Suparno dan M. Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
adjTerbuka.
Tarigan, Henry
Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa.
aghBandung: Angkasa